Akibat pandemi, pemilik perusahaan kerupuk Bogarasa Palembang di Desa IX Korong, Kota Solok, Sumatera Barat, mulai meratapi hilangnya daya beli. Perputaran melambat menjadi merangkak. Kalau sebelumnya Rp. 7 juta per hari, sudah dikurangi menjadi Rp. 3 juta per hari.
Tata Sasmita, 53 tahun, yang mendirikan perusahaan kerupuk Bogarasa Palembang pada tahun 1996, mengeluhkan dampak pandemi terhadap pendapatan sehari-hari. Belum lagi harga jual berbagai bahan baku pembuatan kerupuk sudah mulai meroket.
“Semua faktor tersebut membuat kami sebagai salah satu pemilik usaha kerupuk mulai mengalami penurunan pendapatan harian,” kata Tata Sasmita kepada Gatra.com, Rabu (7/4).
Tata juga menuturkan, pada 1996 pabrik kerupuk baru ada tiga, namun pabriknya sudah berkembang menjadi tujuh.
Selain penurunan permintaan kerupuk di pasaran akibat pandemi, ia menegaskan penambahan pabrik kerupuk di Kota Solok juga menjadi faktor utama penurunan produksi kerupuk di kawasan itu.
“Kalau dulu Solok hanya punya tiga pabrik kerupuk, sekarang ada tujuh. Sedangkan wilayah pemasaran yang disediakan untuk warung hanya dua, yakni Kota Solok dan Kabupaten Solok, ” ujarnya.

Saat ini, operasi pembuatan kerupuk pabrik kembali beroperasi secara normal. Namun, dia terpaksa mengurangi jumlah pekerja dari tujuh menjadi tiga.
“Kami terpaksa memangkas staf karena kami tidak mampu membayar mereka dengan penurunan omset yang dramatis,” katanya.
Tepung tapioka, tepung terigu, garam, ikan, dan penyedap rasa digunakan untuk membuat kerupuk lipat. Olahan tersebut kemudian dicetak melingkar seukuran telapak tangan orang dewasa dan dijemur hingga cukup kering untuk digoreng dan dijual.
Kota Solok masih mampu menjual kerupuk Palembang Bogor ke Kabupaten Solok dan sekitarnya.
“Satu kerupuk dijual ke pengecer seharga Rp 600, dan pengecer biasanya menjual Rp 1.000, meski harga bahan pokok seperti minyak goreng dan tepung sudah mulai naik menjelang Ramadhan,” ujarnya.
Selain Tata, pedagang kerupuk lainnya, Syofar (35), juga mengeluhkan hal serupa. Pembeli langka akibat pandemi COVID-19.
Ia berharap pandemi COVID-19 dapat segera diatasi, memungkinkan kehidupan kembali normal dan perekonomian pulih.
“Harapan kami, pandemi ini akan cepat berakhir dan perekonomian akan pulih dengan cepat, karena jika Anda terus makan dengan cara ini, apa yang akan dimakan anak dan istri Anda?” dia berkata.